Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

COVID 19

COVID-19 adalah penyakit akibat infeksi virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia.

COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan Coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona.

Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Setelah itu, COVID-19 menular antarmanusia dengan sangat cepat dan menyebar ke sejumlah negara, termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan.

Agar penyebaran COVID-19 tidak makin meluas, beberapa negara memberlakukan kebijakan lockdown. Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan penyebaran virus ini.


Bila Anda memerlukan pemeriksaan COVID-19, klik tautan di bawah ini agar Anda dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat:

  • Rapid Test Antibodi
  • Swab Antigen (Rapid Test Antigen)
  • PCR

Tingkat Kematian Akibat COVID-19

Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 4 November 2021 adalah 4.246.802 orang dengan jumlah kematian 143.500 jiwa.

Dari kedua angka ini dapat disimpulkan bahwa case fatality rate atau tingkat kematian yang disebabkan oleh COVID-19 di Indonesia adalah sekitar 3,4%. Case fatality rate (CFR) merupakan presentase jumlah kematian dari seluruh kasus positif COVID-19 yang sudah terkonfirmasi dan dilaporkan.

Data terakhir menyebutkan, persentase kematian akibat COVID-19 berdasarkan kelompok usia adalah sebagai berikut:
  • Usia 0–5 tahun: 0,5%
  • Usia 6–18 tahun: 0,5%
  • Usia 19–30 tahun: 2,9%
  • Usia 31–45 tahun: 12,9%
  • Usia 46–59 tahun: 36,4%
  • Usia 60 tahun ke atas: 46,8%
Sedangkan, berdasarkan jenis kelamin, 52,3% penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 47,7% sisanya adalah perempuan.

Meski jumlah kematian akibat COVID-19 tergolong tinggi, jumlah penyintas atau orang yang pernah terinfeksi COVID-19 kemudian sembuh juga terus bertambah, yaitu 4.091.938 jiwa.

Penyebab COVID-19

COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru dari Coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus Corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia.

Pada penghujung tahun 2020, beberapa laporan kasus menyebutkan bahwa virus Corona telah bermutasi menjadi beberapa jenis atau varian baru, misalnya varian delta.

COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Penularannya bisa melalui cara-cara berikut:
  • Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 bersin atau batuk
  • Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19, misalnya uang atau gagang pintu
  • Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa mengenakan masker
CDC dan WHO menyatakan COVID-19 juga bisa menular melalui aerosol (partikel zat di udara). Meski demikian, cara penularan ini biasanya terjadi dalam prosedur medis tertentu, seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal, hisap lendir, dan pemberian obat hirup melalui nebulizer.

Penularan melalui udara ini juga bisa lebih mudah terjadi di tengah kerumunan orang, khususnya di dalam ruang tertutup.

Dari data yang dikeluarkan oleh WHO, saat ini ditemukan beberapa varian SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Berikut rincian jenis varian baru tersebut:
  • Varian Alfa (B.1.1.7), yang pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020.
  • Varian Beta (B.1.351/B.1.351.2/B.1.351.3), yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2020.
  • Varian Gamma (P.1/P.1.1/P.1.2), yang pertama kali ditemukan di Brazil pada November 2020.
  • Varian Delta (B.1.617.2/AY.1/AY.2/AY.3), yang pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020.
  • Varian Kappa (B.1617.1), yang pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020.
  • Varian Lamda (c.37), yang pertama kali ditemukan di Peru pada Desember 2020.
  • Varian Mu (B.1621), yang pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021

Gejala COVID-19

Gejala awal infeksi COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat.

Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak atau berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut di atas muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus COVID-19.

Secara umum, ada tiga gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi COVID-19, yaitu:
  • Demam (suhu tubuh di atas 38°C)
  • Batuk kering
  • Sesak napas
Selain gejala di atas, ada beberapa gejala lain yang jarang terjadi, tetapi juga bisa muncul pada infeksi COVID-19, yaitu:
  • Mudah lelah
  • Nyeri otot
  • Nyeri dada
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Mual atau muntah
  • Diare
  • Pilek atau hidung tersumbat
  • Menggigil
  • Bersin-bersin
  • Hilangnya kemampuan mengecap rasa
  • Hilangnya kemampuan mencium bau (anosmia)
Gejala COVID-19 bisa muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu setelah seseorang terinfeksi virus penyebabnya. Sebagian pasien COVID-19 juga ada yang mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apa pun. Kondisi ini disebut happy hypoxia. Selain itu, beberapa laporan kasus juga menyebutkan bahwa sebagian pasien COVID-19 dapat mengalami ruam kulit.

Untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan rapid test atau PCR. Untuk menemukan tempat melakukan rapid test atau PCR di sekitar rumah Anda, klik di sini.

Pada beberapa penderita, COVID-19 dapat tidak menimbulkan gejala sama sekali. Orang yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19 melalui pemeriksaan RT-PCR namun tidak mengalami gejala disebut sebagai kasus konfirmasi asimptomatik. Penderita ini tetap bisa menularkan COVID-19 ke orang lain.

Pada bulan Juli 2020, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengganti istilah operasional lama pada COVID-19, seperti ODP, PDP, OTG menjadi istilah baru, yakni suspek, probable, dan konfirmasi.

Pencegahan COVID-19

Saat ini, Indonesia sedang menjalankan program vaksinasi COVID-19 secara bertahap. Sampai 4 November 2021, sudah lebih dari 122 juta penduduk yang menerima vaksin dosis pertama dan 76 juta orang yang menerima vaksin dosis kedua.

Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk membangun kekebalan tubuh terhadap virus Corona, sekaligus membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Makin banyak orang yang divaksinasi, makin cepat pula penularan COVID-19 terputus. Selain itu, kondisi ekonomi yang terdampak oleh pandemi juga akan pulih.

Agar tujuan-tujuan di atas tercapai, vaksin COVID-19 kini diberikan pada anak usia 6–18 tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui. Sedangkan bagi orang dengan riwayat penyakit atau kondisi kesehatan tertentu, pemberian vaksin harus disertai ijin dari dokter.

Perlu diketahui, meski Anda telah menerima vaksin COVID-19 dosis kedua, Anda tetap harus menghindari faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko terinfeksi virus ini. Caranya adalah dengan melakukan hal-hal di bawah ini:
  • Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 2 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
  • Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.
  • Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
  • Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
  • Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, misalnya olahraga rutin dan konsumsi makanan bergizi  serta suplemen.
  • Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi COVID-19, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
  • Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
  • Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.
  • Jaga sirkulasi dan kebersihan udara di dalam ruangan. Bila perlu, Anda bisa menggunakan air purifier.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable) yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) dan PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus Corona ke orang lain, yaitu:
  • Lakukan isolasi mandiri dengan tinggal di ruangan yang terpisah dengan orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
  • Konsumsi obat-obatan yang disarankan oleh dokter.
  • Lakukan pengukuran suhu 2 kali sehari, pagi dan malam hari.
  • Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
  • Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.
  • Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.
  • Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
  • Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain.
  • Pakai masker dan sarung tangan bila terpaksa harus berada di tempat umum, seperti rumah sakit atau sedang bersama orang lain.
  • Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.
Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, akan ditangani secara berbeda dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah untuk mencegah penularan COVID-19 selama Anda berada di rumah sakit. Konsultasikan dengan dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan. (sumber:alodokter)

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages